Mengenang Wafatnya Sayyidah Khadijah RAh

*istimewa


Setelah turun wahyu yang kedua, Rasulullah mulai mendakwahkan risalah Islam. Dakwah yang beliau lakukan di tiga tahun pertama adalah dakwah siriyyah atau dakwah secara sembunyi-sembunyi. Setelah itu turun lagi wahyu dari Allah SWT yang menyerukan kepada Nabi SAW untuk berdakwah secara terang-terangan.

Sungguh berat rintangan yang Rasulullah hadapi manakala beliau mendakwahkan Islam kepada kaum Quraisy secara terang-terangan. Sedikit sekali masyarakat Mekkah yang percaya akan apa yang dibawa oleh Nabi SAW. Dan itupun kebanyakan dari kalangan bawah. Sementara para bangsawan Mekkah menentang keras risalah Rasulullah. Mereka mengupayakan berbagai cara untuk menghadang dakwah Rasulullah dan sahabat. Dari penyiksaan, pengusiran, pemboikotan, dan pembunuhan.

Sebagai istri yang beriman kepada kerasulan suaminya, Siti Khadijah telah mengorbankan semua yang dimilikinya untuk mensupport misi Rasulullah. Disaat Rasulullah susah hati karena penentangan kaumnya, Siti Khadijah tampil sebagai penenang hati dan pendorong semangat. Ketika Rasulullah membutuhkan dana untuk dakwah Islam, tanpa ragu Siti Khadijah memberikan seluruh harta kekayaannya untuk diinfakkan di jalan Allah SWT.

Ketika kaum musyrik Quraisy melakukan pemboikotan kepada bani Hasyim dan Bani Muthalib, Siti Khadijah rela meninggalkan rumahnya untuk bergabung dengan Rasulullah dan Sahabat di syi’ib (pemukiman) bani Muthalib. Pemboikotan berlangsung dari tahun ketujuh kenabian sampai tahun kesepuluh kenabian. Kaum muslimin dan kaum kafir dari bani Hasyim dan bani Muthalib (mereka ikut diboikot karena semata-mata fanatisme kesukuan!) dikepung di syi’ib bani Muthalib. Mereka tidak dijinkan melakukan jual-beli dan bermasyarakat dengan suku lain.

Usia yang semakin renta, tubuh yang sudah tidak sekuat diwaktu muda,ditambah dengan pemboikotan kaum kafir Quraisy, membuat kondisi Siti Khadijah semakin lemah. Tapi itu tidak membuat keimanannya berkurang. Justru itu membuat Siti Khadijah semakin yakin akan kebenaran risalah yang dibawa oleh Rasulullah.

Menjelang usianya yang ke 65 tahun, atau tiga tahun sebelum hijrah Nabi, tepatnya *11 Ramadhan*, Siti Khadijah menutup mata menghadap Rabbnya. Kematian Siti Khadijah membuat Rasulullah bersedih. Telah pergi teman sejatinya dalam hidup untuk menemui Rabb. Rasulullah menyebut tahun meninggalnya Siti Khadijah sebagai “tahun dukacita”.(MK)

About Anonim

Tim penyusun arrangement website, konten isi dipetik dari kompasiana berdasarkan izin penulis dan narator Bapak Arifin BeHa.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments :