Dua Kaos Pendek untuk Palestina

 Donasi dari penjualan kaos Palestina

Seiring insiden di tanah Palestina, gadget pun tak henti-hentinya menerima kiriman foto atau gambar berupa video memperlihatkan perilaku serdadu --ada yang menyebut zionis- Israel. Ada warga sipil ditendang, ada rekaman tembakan, ada yang tersungkur, dan ada pula seseorang dengan gagah berani menghardik barisan tentara yang siap memuntahkan peluru.

Perilaku brutal zionis Israel persis di depan Masjid Al-Aqsha, Yerusalem itu segera saya hapus. Pesan dari para pengirim agar di-share ke pihak lain, terpaksa diabaikan. Saya tidak tega, tidak sampai hati, apabila saudara-saudara saya nun jauh di seberang itu semakin sengsara. Tega benar saya kalau ikut serta menyebarkan foto dan gambar tadi semakin melebar kemana-mana.

Sangat mustahil membiarkan derita saudara se-kiblat, se-iman, se-agama menjadi tontonan belaka. Lebih tidak masuk akal lagi, banyak orang setelah melihatnya cuma mengutuk aksi tersebut. Saudara-saudara di Palestina perlu dukungan yang spektakuler. Kalau tak bisa, minimal berdoalah.

Mohon maaf kepada saudara-saudara di Palestine atau Palestina. Sementara waktu masih sedikit memberi untuk Anda. Beberapa waktu lalu  ada situs online menawarkan kaos lengan pendek yang sebagian keuntungannya didonasikan sebagai bantuan rakyat Palestina. Saya membeli dengan niatan ingin berbagi, tentu pula diselingi rasa ingin bergaya memakai kaos tersebut.

Hari-hari ini "kaos Palestine" itu saya keluarkan dari almari. Saya letakkan kaos dalam jangakauan mata, supaya setiap kali ingat saya berdoa agar rakyat Palestina segera mendapat pertolongan Gusti Allah. Bebannya berkurang, syukur-syukur malah dicabut-Nya, kembali menjadi negara berdaulat.

Sejujurnya beginilah doanya:

"Ya, Allah Tuhan kami. Jujurlah bahwa belum banyak yang bisa saya perbuat demi saudara-saudara di Palestina"

"Sementara sekadar kaos, ya Allah Tuhan kami. Cuma dua lembar kaos saja. Itu pun sebagian kecil, hanya sekian persen untuk Palestina. Lagi pula kaos itu kadangkala masih saya buat mejeng. Duh Gusti Allah, sungguh saya malu..."

"Semoga kejujuran ini menjadikan tambahan rezeki dari-Mu. Ya, Allah Tuhan kami. Yang sedikit ini tentu tidak sebanding dengan sedekah yang dilakukan Rasulullah berserta para sahabatnya yang kaya raya. Mereka bersedekah sangat luar biasa"

"Ya Allah Tuhan kami. Ampuni dosa bapak-ibu kami. Anak-istri dan anak kami. Ampuni dosa dan kesalahan saudara kami di Palestina. Ampuni kawan dan sahabat kami. Para pengurus masjid yang terdapat di sekitar kami, baik yang masih hidup ataupun yang telah wafat"

"Terimalah segala kejujuran doa dan harapan kami. Semoga yang sedikit tadi bermanfaat. Aamiin, Ya Robbal Alamiin!"
Surat Edaran MUI Jawa Timur (Senin,24/7/2017)

Seruan MUI
Kembali ke topik awal. Mengirim foto dan video terkait insiden Masjidil Al-Aqsha dan teror terhadap sudara di Palestina memang bukan kategori buruk. Saya yakin pasti ada tindak lanjut yang lebih positif . Jangan malah kontra produktif. Seperti sebuah anekdot, seseorang mengirim nomor rekening bank untuk membantu rakyat Palestina, namun ketika ditanya apakah dirinya sudah mengisi rekening tersebut? Jawabnya, malah tersenyum. Artinya apa? Ya, kalau berpikiran positif, anggap saja belum sempat!

Ketika artikel ini ditulis (Selasa, 25/7) ada kiriman WhatsApp berupa seruan dari Dewan  Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Propinsi Jawa Timur. Surat edaran ditandatangani KH. Abdusshomad Buchori. Apa isinya, silakan dibaca.




About Anonim

Tim penyusun arrangement website, konten isi dipetik dari kompasiana berdasarkan izin penulis dan narator Bapak Arifin BeHa.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments :