Tamu datang pun membawa rezeki |
Afif pernah membaca petuah ulama bahwa; “Sedekah pasti dibalas oleh Allah, bahkan dilipatgandakan. Jangan ragu untuk berbagi. Berulangkali Allah berjanji akan membalas sedekah kita tanpa syarat.”
Bicara soal balasan sedekah, Afif memiliki beberapa pengalaman menarik.
Suatu hari Afif naik angkutan umum dari pusat kota. Setelah turun angkot dia jalan kaki menuju rumahnya. Dia melewati perkampungan padat penduduk Arif menjumpai kegiatan pembangunan sebuah masjid. Tanpa pikir panjang uang susuk atau pengembalian dari sopir angkot yang masih berada dalam genggaman dimasukkan ke dalam kotak infak.
Kira-kira tiga menit setelah Afif memasukan duit recehan tadi telepon genggam miliknya berdering. Suara di seberang bicara agak lantang. “Aku kawan kuliahmu. Malam nanti setelah maghrib kalau bisa kita ketemuan.”
Sambil berjalan menuju rumah kediaman, Afif mencoba mengingat siapa sosok penelepon itu. Ternyata betul adik kelas sewaktu kuliah.
Petang harinya, Afif datang tepat waktu sebab pesan di telepon kawannya punya jadwal yang padat. Benar saja, perjumpaan dengan kawannya berlangsung singkat. Kawan itu cuma menyerahkan bingkisan untuk Afif. Ketika dibuka, isinya Samsung Galaxy Tab keluaran terbaru. Dibandingkan “duit recehan” ketika siang tadi masuk ke kotak infak, Afif memperoleh balasan berlipat-lipat.
Keajaiban hadiah smartphone yang populer disebut tablet itu Afif ceritakan di tempat kerja. Teman sekerja Afif manggut-manggut mendengarkan kisah sedekah “duit recehan” Tidak lama setelah pemberian hadiah itu seorang kawan Afif bermaksud membelikan smartphone yang sama. Afif bilang, bahwa dirinya sudah mempunyai tablet hadiah dari seseorang. Teman Afif bukan mengurungkan niatnya, tetapi malah bersikeras ingin membelikan lagi. Supaya ada bedanya dengan hadiah pertama, dipilihlah ukuran sedikit lebih besar. Begitulah kalau Tuhan sudah berkendak. Dalam hitungan bulan Afif mendapat hadiah dua Samsung Galaxy Tab.
Afif bekerja di sektor swasta. Meskipun tidak terlalu sering, minimal satu bulan sekali dia mendapat tugas luar kota pergi dan pulang menggunakan pesawat terbang. Setiap kali check in Afif meminta tempat duduk posisi di dekat jendela. Tidak peduli apakah dapatnya paling belakang, di kanan atau kiri, pokoknya harus dekat jendela agar bisa melihat langsung suasana luar pesawat. Selama penerbangan Afif melihat luar pesawat sambil istigfar berkali-kali, mengucapkan pujian dan memohon kepada Tuhan agar kembali diberi kesempatan bepergian naik pesawat. Untuk apa? Ya, supaya bisa berdoa sambil menikmati angkasa luas. Afif membayangkan awan-awan di angkasa itu ibarat rezeki yang datang dari segala arah hendak menjumpai mahluk di bumi.
Duduklah dekat jendela supaya bisa berdoa |
Suatu malam Afif memperoleh SMS dari putrinya yang bekerja di Jakarta,
“Ayah, siapkan surat-surat ya. Sedang saya daftarkan umrah berangkat dari Jakarta”
Ketika tiba saatnya harus berumrah atas biaya putrinya Afif berangkat bersama istri. Afif menyadari dirinya tidak bisa memilih tempat duduk di tepi jendela sebab segala akomodasi sudah diatur oleh penyelenggara umrah.
Saling berbagi tidak melulu berupa uang. Afif berpendapat “saling berbagi” bisa dengan cara meluangkan waktu untuk orang lain. Sedekah waktu itu menjelma menjadi silaturahim antar teman, termasuk mengunjungi kerabat yang tengah opname di rumahsakit atau orang-orang yang sedang tertimpa kesusahan. Selama membezuk dan takziah Afif tak lupa berbagi info kepada teman lainnya. Tujuannya agar kawan yang tidak mungkin bisa berkunjung karena berada di lain kota selalu mendapatkan kabar baru. Silaturahim adalah penyebab bertambahnya umur dan rezeki.
***
Afif merasa dekat dengan Hasyim, anak salah seorang tetangga di komplek perumahan. Sejak Hasyim sekolah dasar hingga kuliah dan bekerja hubungan dengan Afif seperti keluarga sendiri. Orang tua Hasyim sangat menyadari silaturahim yang terjalin sudah sedemikian erat. Hasyim yang bekerja di luar pulau suatu ketika pulang liburan minta diantarkan membeli kamera. Mungkin karena Afif sedikit mengerti kamera maka Hasyim merasa nyaman.
Hasyim memiliki talenta bidang fotografi. Demi mengembangkan hobinya Hasyim berniat membeli lagi kamera mirorrles seri paling baru. Afif berpesan agar Hasyim tidak harus menjual kamera pertamanya sebab bagaimanapun juga bisa membeli barang dari hasil jerih payah sendiri merupakan catatan sejarah hidup. Hasyim menuruti nasihat Afif dengan cara menitipkan kamera pertamanya kepada Afif.
Terlahir sebagai anak tunggal tentu saja Afif mempunyai naluri ingin dekat anak-anak kecil. Secara kebetulan istri Afif terbilang “keluarga besar” sehingga tidak terlalu sulit menemukan kerabat kecil. Kepada para keponakan terutama yang datang berkumpul merayakan hari Lebaran Afif berbagi tali asih uang rupiah emisi baru. Afif memilih sebutan tali asih, sebagai kata pengganti dari sedekah.
Idul Fitri 1438 H seperti tahun-tahun silam Afif membagikan tali asih kepada para keluarga yang berkunjung. Menjelang pulang, sambil pamit para keponakan menerima uang rupiah baru.
Belum jauh keponakan-keponakan pergi, ada mobil berhenti persis di depan rumah Afif. Seseorang turun dari kursi kemudi terlihat menenteng sesuatu, “Saya diutus keluarga Bu Hani menyampaikan bingkisan.”
Sosok Hani adalah teman Afif semasa kuliah di Surabaya. Mereka sekarang bermukim di Jakarta. Afif masih tetap menjalin komunikasi dengan Hani.
Setelah pengemudi mobil itu berlalu istri Afif bicara setengah berbisik, “Keponakan kita belum pergi jauh, secepat itu Allah menggantinya.”
Tiba-tiba Afif teringat Hasyim. Afif berjumpa Hasyim sebentar saja seusai melaksanakan salat Idul Fitri di halaman masjid. Hasyim lagi mudik di hari Lebaran. Afif memutuskan ingin membeli secara penuh kamera Hasyim setelah hampir setahun dititipkan padanya. Ketika niat itu disampaikan Hasyim memberi jawaban, “Wess gak perlu lagi pak. Pak Afif dapat hadiah romadhon.”
Afif merenung sejenak. Dia menulis kesan terkait Idul Fitri dan rezeki, “Idul Fitri hari sangat istimewa karena pada hari itu setiap orang tanpa beda usia dan status, saling bertemu untuk saling memaafkan. Idul Fitri tak ada rasa rendah diri. Idul Fitri selalu punya arti. Kita saling berbagi. Berbagilah supaya bertambah rezeki. Tamu yang datang pada Hari Raya Idul Fitri pun membawa rezeki.”
0 comments :
Posting Komentar